hidup ini indah..........

Sabtu, 20 Maret 2010

Burgo, Salah Satu Makanan Khas Jambi

Makanan khas Jambi ini sudah mulai sulit ditemukan. Salah satu yang masih bertahan menjualnya adalah Pak Ahmad Asbi (51 th). Sudah sejak tahun 70-an ia berjualan makanan ini.
Burgo terbuat dari campuran tepung beras dan sagu. "Biasanya saya pakai sagu tani," jelasnya.
Adonan tersebut lantas dibuat semacam dadar yang agak tebal, lalu digulung memanjang. Rasanya kenyal dimulut. Cara menyajikannya, burgo dipotong pendek-pendek, lalu disiram kuah santan yang gurih serta taburan bawang goreng.
Kuah santan dibuat dari kaldu udang dan ikan. Sehari ia mampu menjual hingga 50 porsi burgo. Menu inilah yang paling cepat habis di warungnya yang cukup sederhana yang dinamainya, "Sudi Mampir".
Selain itu juga tersedia nasi gemuk. Ini adalah nasi yang dimasak dengan santan, mirip nasi uduk di Jakarta. Teman makannya, teri goreng, suwiran telur dadar, kerupuk, kacang tanah goreng, serta sambal. Nah, sambal ini rasanya istimewa, mirip sambal saos yang gurih manis. Terbuat dari tomat, cabai merah, gula merah, gula putih, dan penyedap rasa. Semuanya dimasak selama 1 jam sampai kehitaman.
Mau cari yang lebih unik? Coba, lontong kuah nangka khas jambi dengan kuah santan. Atau kue tradisional Jambi seperti bolu kojo, kue lumpang, haji serban (terbuat dari ketan dan tepung beras), martabak ubi, risoles, hingga pempek. Semua hidangan berat dihargai Rp. 2.500 per porsi. Sedangkan aneka kue dan gorengan cukup Rp. 500 saja per buahnya.
Lokasi berjualan Pak Ahmad terletak di daerah Tanjung Pinang, Pendawa. Sebagian besar masyarakat kota Jambi mengetahui warung ini. Namun Anda harus datang pagi hari untuk memperolehnya karena warung ini buka hanya sejak pukul 6 pagi hingga pukul 9 pagi. Jika terlambat, pasti akan kehabisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar